Selasa, 06 April 2010

East Javaganza (Bromo - Ranupani - Pekalen), 01-04 April 2010

Baru pertama kalinya saya bergabung dengan komunitas backpacker. Mereka mengadakan jalan-jalan ke Bromo-Ranupani-Pekalen dengan harga yang cukup terjangkau.

Kami kumpul di parkir timur senayan untuk persiapan keberangkatan ke Probolinggo (Jawa Timur) dengan menggunakan Bus AC. Pesertanya lumayan banyak. Perjalanan memakan waktu 30 jam dikarenakan seringnya kami berhenti untuk sekedar istirahat atau makan.

Sampai di Probolinggo sekitar pukul 02.00 dini hari dengan udara dingin yang menusuk tulang. Cuaca disana pada saat itu sekitar 5-10 Derajat Celcius. Kamipun bersiap-siap untuk melihat matahari terbit di Puncak Pananjakan Gunung Bromo. Pukul 03.30 wib kami pun berangkat dengan menggunakan Jeep yang sudah disediakan oleh Panitia. Untuk sewa Jeep pribadi dikenakan biaya sekitar Rp 275,000 per trip. Dalam kegelapan pagi jalan yang kami lalui cukup terjal, menanjak dan berbatu serta berliku-liku. Akhirnya kami sampai di Pananjakan, udara semakin dingin dan sedikit sulit untuk bernafas karena oksigen semakin tipis. Mobil tidak bisa sampai ke atas dan kamipun harus berjalan menanjak agar bisa sampai di Pananjakan. Banyak tempat penyewaan jaket tebal dan sarung tangan bagi wisatawan yang membutuhkan. Dingin yang semakin menusuk tulang, wajahpun terasa beku tapi kami tetap bersemangat menunggu sang mentari terbit.

Pemandangan di Pananjakan sungguh menakjubkan. Tak henti-hentinya kami berucap syukur kepada Yang Maha Kuasa atas ciptaan-NYA. Kabutpun mulai turun menyelimuti kami. Sang surya telah menampakkan wajah cerahnya. Sungguh indah. Sulit kami ungkapkan dengan kata-kata. Kamipun mulai mengabadikan moment indah ini. Benar-benar pengalaman yang sangat berharga.

Banyak warung kecil yang menyediakan makanan kecil dan minuman hangat serta jagung bakar yang dijajakan oleh warga sekitar. Souvenierpun tak kalah banyaknya. Dari kaos, slayer, sarung tangan, ataupun pernak-pernik lainnya.

Kamipun melanjutkan perjalanan ke Kawah Bromo. Padang pasir yang terhampar sangat luas. Sungguh indah. Untuk mencapai kawah bromo, kita bisa berjalan kaki ataupun dengan menaiki kuda. Penyewaan kuda menuju anak tangga kawah bromo sekitar Rp 75,000 (PP). Kami memilih berjalan kaki dengan kepercayaan penuh bahwa kami pasti bisa sampai ke anak tangga kawah Bromo. Setengah perjalanan kamipun menyerah. Akhirnya perjalanan kami lanjutkan dengan menunggang kuda dan membayar sebesar Rp 25,000 (one way) untuk sampai di anak tangga kawah Bromo. Rasa takut menghampiri kami karena kami semua belum pernah menaiki kuda.

Sesampainya di depan anak tangga, saya dan dua orang teman saya tetap melanjutkan menaiki 250 anak tangga untuk sampai di kawah Bromo. Dengan semangat yang berapi-api kamipun berusaha menaiki anak tangga. Sesampainya diatas, kami disuguhkan pemandangan yang tidak kalah indah dengan yang di Pananjakan.


Matahari mulai meninggi sehingga kamipun harus melanjutkan perjalanan ke Danau Ranupani. Dengan melewati padang savana yang indah dihiasi oleh bunga dan rumput hijau. Kami berhenti sejenak untuk sekedar berfoto bersama. Kurang lebih 20-30 menit akhirnya kami tiba di Danau Ranupani. Danau yang begitu tenang dan hijau tetapi sayangnya tidak terawat dengan baik.

Kami tidak lama menghabiskan waktu disana. Pukul 11:00 kami harus kembali ke penginapan untuk makan siang dan persiapan melanjutkan perjalanan ke Pekalen untuk camping disana.

Perjalanan menuju Pekalen membutuhkan waktu 1,5 jam. Akhirnya kami tiba di Pekalen. Makan siangpun telah disiapkan dengan manu soto koya yang sangat lezat. Bercengkrama sambil menikmati lezatnya menu yang dihidangkan membuat kami lupa akan semua kejenuhan. Panitia mulai menyiapkan tenda-tenda untuk kami. Seru. Kami akan bermalam di tenda yang masing-masing tenda berisikan 2-3 orang.

Keesokan harinya kami bersiap untuk rafting di sungai pekalen bawah dengan grid 4++ karena debit air dan arusnya cukup besar. Sebelum rafting kami menikmati sarapan pagi yang lezat. Pukul 07.30 kamipun bergegas untuk mengikuti olahraga kecil dan juga sedikit pengarahan tentang rafting . Tepat pukul 08.00 kami berangkat ke sungai pekalen bawah dengan menaiki truk dengan perlengkapan life jacket, helm dan dayung. Perjalanan kami tempuh kurang lebih 15-20 menit. Turun dari truk kami diharuskan berjalan kami sejauh 800m menuju sungai pekalen dengan melewati perkampungan penduduk setempat. Sungguh asri dan nyaman.

Ketakutan mulai menyelimuti kami, karena arus air & debit air sungguh luar biasa deras. Satu perahu rafting berisikan 5 orang dengan 1 pemandu. Kami harus kompak jika tidak mau terjatuh ataupun terbalik di jeram nanti. 1,5 jam tanpa terasa kami sudah melewati jeram-jeram dan ternyata sungguh mengasikkan. Suguhan kelapa muda dan makanan kecil bisa membuat kami bersemangat lagi untuk mengarungi jeram-jeram berikutnya. Dan 3 jam sudah waktu berlalu, kami akhirnya sampai di titik terakhir. Sungguh pengalaman yang luar biasa.

Kembali ke perkemahan untuk bersiap-siap kembali ke Jakarta.

5 kata dari saya : SUNGGUH PENGALAMAN YANG LUAR BIASA !!!